Siapa tahu di bulan Syaban ini anda masih menyisakan sebuah pertanyaan tentang Isra Miraj, khususnya yang menyangkut tentang misteri langit. OK, simak saja ini….
Isra
miraj adalah sebuah perjalanan spiritual lintas langit yang
menakjubkan. Sebuah perjalanan dari bumi menembus tujuh lapis langit.
Bagaimana persepsi anda tentang langit? Seberapa besar, seberapa jauh?
Dimana letaknya? Berapa lama untuk mengarunginya? Nah, hikmah yang mesti
kita ambil dari peristiwa isra miraj yang mengarungi tujuh langit
adalah agar pemahaman kita lebih baik akan makna “Allah Maha Besar.”
Langit adalah benda penuh misteri. Namun setidaknya, kita dapat
menangkap sedikit informasi tentang langit sebagaimana yang tersebut
oleh penciptanya dalam kitab suci.
Tentang Langit
Setidaknya ada dua buah versi pemahaman manusia tentang langit.
1. Langit Sughro (Langit Kecil)
2. Langit Kubro (Langit Besar)
Langit Sughro
Langit
sughro adalah langit kecil, yaitu atmosfer yang menyelubungi bumi.
Inilah pemahaman tentang langit versi pertama. Pemahaman ini berdasar
pada ayat-ayat Al Quran sbb:
“Dialah yang menurunkan air hujan dari langit” (Al An’am 99)
“Demi langit, dzat yang mengembalikan” (At Thariq 11)
“dan langit sebagai atap…” (Al Baqarah 22)
“yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis” (Al Mulk 3)
Keempat informasi tentang langit dalam ayat-ayat di atas, sama dengan ciri-ciri atmosfer bumi kita, yaitu:
1. Atmosfer terdiri atas 7 lapis yaitu: Troposfer, Stratosfer, Ozonosfer, Mesosfer, Termosfer, Ionosfer dan Eksosfer
2.
Hujan turun dari awan yang membawa uap air. Ayat yang mengatakan
“menurunkan air hujan dari langit”, menjelaskan bahwa posisi awan berada
di langit, yaitu troposfer (lapisan atmosfer yang pertama)
3.
Atmosfer juga berfungsi sebagai atap pelindung dari benda-benda asing
seperti batu meteor yang jatuh ke bumi. Benda asing yang menuju bumi
akan terbakar karena gaya gesek berkecepatan tinggi dengan atmosfer.
Selain itu, atomosfer juga melindungi dari sinar UV yang berbahaya bagi
manusia. Itulah fungsi atmosfer sebagai atap, persis seperti yang
tertuang dalam ayat yang mengatakan bahwa langit sebagai atap
4.
Atmosfer juga berfungsi sebagi dzat yang mengembalikan (At Thariq 11).
Ionosfer adalah lapisan atmosfer yang berfungsi untuk memantulkan
gelombang radio. Gelombang pemancar radio dari bumi naik ke atas, dan
oleh Ionosfer dikembalikan lagi ke bumi. Itulah mengapa kita dapat
mendengarkan siaran radio dari belahan bumi lain seperti BBC London dsb.
Hujan, juga pada dasarnya merupakan proses pengembalian air ke bumi.
Uap air dari bumi naik ke atmosfer, lalu dikembalikan lagi ke bumi.
Jelasnya, atmosfer berfungsi sebagai lapisan yang “mengembalikan”
sebagaimana dalam ayat “Demi langit, dzat yang mengembalikan”.
Langit Kubro
Selain
pemahaman tentang langit yang diartikan sebagai atmosfer bumi, langit
adalah alam semesta yang lebih luas dari sekedar atmosfer. Hal ini
tertuang dalam ayat sbb:
“Dan Kami hiasai langit yang dekat dengan bintang-bintang” (QS Al Mulk)
“Demi langit yang mengandung bintang-bintang” (QS Al Buruj)
Bintang
terletak di luar atmosfer bumi. Matahari adalah bintang yang paling
dekat dengan bumi, dan jauh lebih besar dari bumi. Bintang-bintang di
alam semesta membentuk kelompok bintang yang disebut dengan Galaksi.
Galaksi kita bernama Bima Sakti yang memuat sekitar 100 milyard
bintang-bintang. Bentuknya seperti cakram dengan diameter 80.000 tahun
perjalanan cahaya. Kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik. Jadi,
80.000 tahun cahaya = 80.000 x 365 x 24 x 60 x 60 x 300.000 km…
subhanallah….
Lebih
mengagumkan lagi, ternyata galaksi juga jumlahnya luar biasa banyak.
Sekitar 100 milliar galaksi akan membentuk cluster galaksi. Bayangkan,
betapa besarnya cluster galaksi ini! Anda bisa hitung berapa banyak
bintang-bintang yang ada di sebuah cluster galaksi? Subhanallah… Inilah
bukti kebesaran Allah.
Cluster
galaksi pun banyak jumlahnya. Nah, bintang-bintang yang tak terhitung
banyaknya itulah yang menempati langit (QS Al Buruj). Subhanallah,
betapa luasnya langit…
Tentang Tujuh Langit
Sang
Maha Pencipta secara tegas menginformasikan bahwa langit berjumlah
tujuh. Untuk pemahaman langit versi pertama (Langit sughro), yang
mendefinisikan langit adalah atmosfer, maka jelas bahwa yang dimaksud
tujuh langit adalah lapisan-lapisan atmosfer yang berjumlah tujuh buah
itu. Bagaimana dengan tujuh langit kubro? Inilah yang masih menjadi
misteri besar bagi manusia. Ada beberapa pemahaman tentang ini. Ada yang
memahami bahwa langit kubro ini juga secara fisik berlapis-lapis,
sebagaimana langit sughro.
Ada
juga yang memahaminya bukan sebagai lapisan fisik, tapi lapisan dimensi
sebagaimana terdapat dalam buku Terpesona di Sidratil Muntaha, karya
Agus Mustofa. Jika langit kubro pertama yang kita tempati berdimensi 3,
maka langit ke-2, 3, 4 dst adalah alam berdimensi 4, 5, 6 dst. Pemahaman
versi ini mengatakan bahwa manusia hidup di langit dimensi 3, jin hidup
di alam langit dimensi 4, arwah orang awam hidup di alam langit dimensi
5, arwah para aulia, syuhada, malaikat, dan para nabi hidup di alam
langit dimensi yang lebih tinggi tergantung kedudukannya. Waktu
peristiwa isra miraj, nabi bertemu dengan beberapa nabi di berbagai
lapisan langit. Nabi Muhammad bertemu Nabi Ibrahim di langit ke tujuh,
bertemu Nabi Musa di langit ke enam. Juga bertemu dengan nabi Adam, Nabi
Yusuf di lapisan langit-langit lainnya. (Agus Mustafa, Terpesona di
Sidratil Muntaha).
Penghuni
langit berdimensi lebih rendah tidak dapat melihat penghuni langit
berdimensi lebih tinggi. Tapi penghuni langit berdimensi lebih tinggi
dapat melihat penghuni langit yang berdimensi lebih rendah. Itulah
sebabnya:
- Manusia tidak dapat melihat jin tapi jin dapat melihat manusia
-
Kita tida bisa mendengar rintihan arwah yang sedang disiksa, tapi
arwah dapat mendengar bunyi alas kaki para pengantar jenazahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar