Namaku E39gmn dan aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberiku sebuah pelajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat dan mengagumkan penuh gairah seperti dalam novel-novel roman, walau begitu menurutku ini adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari itu semua.
Ini adalah kisah cinta Kaka'ku, Afriyan dengan kekasihnya, (.........). Mereka bertemu di sebuah acara resepsi pernikahan dan kata Kaka' ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika Sang Gadis masuk ke dalam ruangan dan saat itu ia tahu, inilah wanita yang akan menikah dengannya. Itu menjadi kenyataan dan kini mereka telah menikah selama (.....) tahun dan memiliki dua orang anak, Mereka lucu-lucu dan tidak begitu nakal.
Mereka sekeluarga bahagia telah menjadi orang tua yang sangat baik bagi Anak-anaknya, mereka membimbing anak-anaknya dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan.
Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi ke pembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka mengatakan saat pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena saat itu saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.
Tapi ibuku menolaknya karena ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku,"Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian".
Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita aku harus patuh pada suamiku dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorangwanita harus bisa menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu menurut mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka. Tapi aku tak pernah memperdulikan mereka, aku percaya nasihat Keluargaku.
Sampai suatu hari, berapa tahun kemudian, kami mengalami duka, setelah ulang tahunku, kaka'ku terjatuh di kamar mandi karena terkena kanker darah. Dokter mengatakan kalau Kaka;ku tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi, dan dia harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur dan terapi.
Kaka;ku, seorang pria yang tegar dan kuat meski dia tahu terkena penyakit yang mematikan, tapi ia tetap tabah menjalaninya, bercerita banyak hal padanya, mengatakan padanya kalau ia mencintainya. Kaka'ku tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari kaka'ku selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan istrinya. Kaka'ku pernah memegang tangan istrinya, dan ketika istrinya bertanya ,"untuk apa kau lakukan itu? Aku sangad merindukanmu".
Kaka'ku menjawab, "aku ingin kau selalu bahagia meski tanpa diriku".
Begitulah kata kaka'ku sehari-hari, ia merawat istrinya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya. Mereka sangat kagum dengan kasih sayang Kaka'ku pada istrinya yang tak pernah pudar.
Suatu hari Kakak berkata padaku sambil tersenyum,"...kau tahu, E39gmn. Kakak tidak akan pernah meninggalkanmu...kau tahu kenapa?"
Aku menggeleng, dan Kakak iparku melanjutkan, "karena Dia tak pernah meninggalkannya..."
Itulah kisah cinta Mereka, mereka memberikan Aku dan anak-anaknya pelajaran tentang tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.
Ini adalah kisah cinta Kaka'ku, Afriyan dengan kekasihnya, (.........). Mereka bertemu di sebuah acara resepsi pernikahan dan kata Kaka' ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika Sang Gadis masuk ke dalam ruangan dan saat itu ia tahu, inilah wanita yang akan menikah dengannya. Itu menjadi kenyataan dan kini mereka telah menikah selama (.....) tahun dan memiliki dua orang anak, Mereka lucu-lucu dan tidak begitu nakal.
Mereka sekeluarga bahagia telah menjadi orang tua yang sangat baik bagi Anak-anaknya, mereka membimbing anak-anaknya dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan.
Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi ke pembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka mengatakan saat pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena saat itu saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.
Tapi ibuku menolaknya karena ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku,"Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian".
Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita aku harus patuh pada suamiku dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorangwanita harus bisa menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu menurut mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka. Tapi aku tak pernah memperdulikan mereka, aku percaya nasihat Keluargaku.
Sampai suatu hari, berapa tahun kemudian, kami mengalami duka, setelah ulang tahunku, kaka'ku terjatuh di kamar mandi karena terkena kanker darah. Dokter mengatakan kalau Kaka;ku tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi, dan dia harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur dan terapi.
Kaka;ku, seorang pria yang tegar dan kuat meski dia tahu terkena penyakit yang mematikan, tapi ia tetap tabah menjalaninya, bercerita banyak hal padanya, mengatakan padanya kalau ia mencintainya. Kaka'ku tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari kaka'ku selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan istrinya. Kaka'ku pernah memegang tangan istrinya, dan ketika istrinya bertanya ,"untuk apa kau lakukan itu? Aku sangad merindukanmu".
Kaka'ku menjawab, "aku ingin kau selalu bahagia meski tanpa diriku".
Begitulah kata kaka'ku sehari-hari, ia merawat istrinya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya. Mereka sangat kagum dengan kasih sayang Kaka'ku pada istrinya yang tak pernah pudar.
Suatu hari Kakak berkata padaku sambil tersenyum,"...kau tahu, E39gmn. Kakak tidak akan pernah meninggalkanmu...kau tahu kenapa?"
Aku menggeleng, dan Kakak iparku melanjutkan, "karena Dia tak pernah meninggalkannya..."
Itulah kisah cinta Mereka, mereka memberikan Aku dan anak-anaknya pelajaran tentang tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar